Senin, 20 Januari 2014

Kurangnya minat masyarakat terhadap koperasi menurut yang saya analisis

Koperasi adalah badan usaha yang menjalankan kegiatannya berdasarkan prinsip asas kekeluargaan, bekerjasama dengan sukarela dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Sistem ini terlihat memang sangat bagus, karena terlihat bahwa berorientasi pada anggota koperasi. Inilah kelebihan dari koperasi, tidak serta-merta mengutamakan keuntungan, namun juga menjunjung tinggi asas kekeluargaan antar anggota.
Tak hanya itu saja, resiko yang dialami oleh koperasi tergolong kecil. Sehingga jika ingin bergabung dalam keanggota koperasi, tidak mengambil resiko besar. Artinya aman.


Namun biar begitupun kelebihan yang dimiliki koperasi, ada terdapat juga kekurangannya yaitu Kurang diminati masyarakat. Menurut berbagai sumber yang saya baca, memang banyak membenarkan bahwa koperasi itu kurang diminati masyarakat. Salah satu alasannya menurut yang saya analisis karena kurangnya kepopuleran dari koperasi. Dan juga, kurang begitu menguntungkan sehingga mungkin wajar masyarakat berpikir dua kali untuk berkecimpung dalam dunia koperasi. Tidak munafik, saya yakin masyarakat juga menginginkan suatu usaha yang keuntungannya besar. Namun memang itu bukan suatu hal yang ditawarkan oleh Koperasi. Jadi kemungkinan terbesar hal tersebutlah (keuntungan) menurut saya yang menjadi kendala kurangnya minat masyarakat terhadap koperasi.






Sumber http://zakariamusi.blogspot.com/2013/12/kewirausahaan-tentang-mengenai-aspek.html

Besarkah peranan koperasi di Indonesia?

Terdapat peranan koperasi di Indonesia. Namun saya penasaran seberapa besar peranan koperasi di Indonesia ini.

Terdapat teknologi canggih yang dinamakan "Google" yang membantu saya dalam membantu mengurangi rasa penasaran saya terhadap seberapa besar peranan koperasi di Indonesia.

Dan ditemukan sumber dari google yang menjelaskan peranan Koperasi di Indonesia,yaitu diantaranya: 
  1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
  2. Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
  3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.
  4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Nah dengan demikian tanpa disangka oleh saya,ternyata koperasi memiliki andil besar berperan dalam perekonomian di Indonesia. Memang tak bisa dipungkiri juga,bahwa sistem Koperasi ini cocok untuk masyarakat Indonesia. Dan juga memang yang baik dari sistem koperasi ini adalah prinsip saling gotong royong. Sehingga para anggota tidak saling memberatkan satu sama lain.




Selera Musik?

Banyak selalu gw dapet kritikan dari temen soal selera musik. Gimana ngga, playlist lagu-lagu isinya artist macam Bon Jovi, Air Supply, Bryan Adams, Frank Sinatra, Beatles, ya dan band oldies lain-lainnya.






Kadang bete juga dibilang selera musiknya gw itu kayak orang tua, doyannya denger lagu lawas terus. Bahkan terkadang ada beberapa temen gw bilang "Selera lo ketinggalan jaman dul!". Jadi menurut mereka, ngikutin musik-musik barat yang baru itu baru namanya hits? Yah...beneran ketinggalan jaman kali ya.

Ya dalam pikiran gue, hits internasional yang tangga artistnya cuma bertahan beberapa hari, besoknya udah keganti ama yang baru dan seterusnya. Dan bisa tuh,lagu baru yang ngetop udah sebulanan udah dibilang basi.

Beda sama artis-artist kegemaran gw seperti yang udah gw jabarin di atas (artist lawas). Entah kenapa, lagu-lagu lama tuh soulnya dapet banget. Dan udah gitu liriknya bagus-bagus, ga asal nyeplos kayak lagu-lagu sekarang yang menang penggunaan alat elektronik modern. Yaa, susah sih bahas selera musik. Karena tiap orang berbeda-beda seleranya. Betul kan?

Kekejaman PKI yang masih dipertanyakan

Beberapa waktu yang lalu, saya begitu memperhatikan tentang kejadian G30S-PKI yang sudah lalu terjadi pada 30 September 1965. Saya kebetulan sangat suka memperhatikan sejarah-sejarah bangsa Indonesia karena begitu banyak kejadian-kejadian bersejarah yang tak terlupakan bagi banyak orang di masa lalu.

Dalam pembahasan ini,saya menyorot tentang bagaimana kejamnya para anggota PKI saat masa lalu. Kebetulan suatu waktu, teman saya menawarkan film yang berjudul "The Act of Killing"



Yang akan saya bahas disini adalah bukan review dari film tersebut. Namun yang membuat saya tertarik untuk mencari tau tentang apa isi film ini adalah karena pemain/pemeran-pemerannya adalah seseorang yang dulunya menjadi pembunuh kaum aliran kiri (komunis) dan pembunuh anggota-anggota PKI yang berlokasi di Medan,Sumatera Utara.

Ada terdapat suatu hal yang membuat saya cukup kaget, bahwa ternyata PKI tak sekejam yang diceritakan oleh sejarah. Bahkan ada salah satu pemeran utama (Anwar Kongo) mengakui "PKI/orang komunis tidak sadis, masih lebih sadis saya yang membunuh mereka". Dalam benak saya, kok ternyata sejarah yang sudah tertulis di buku sekolah tidak sama seperti yang ada kenyataannya (setelah pengakuan saksi hidup).

Bukti film itu tidak cukup menyurutkan rasa penasaran saya terhadap kekejaman komunis, bahkan membuat saya lebih penasaran mengapa bisa berbeda antara sejarah dengan kenyataan. Dan setelah saya googling mengenai sesuatu kejanggalan G30S-PKI, saya menemukan sesuatu informasi yang cukup mencengangkan dari link berikut:
http://www.tempo.co/read/news/2013/11/10/111528548/Penghianatan-G-30-S-PKI-Menuai-Kejanggalan-Sejarah

Di salah satu isi kutipan artikel tersebut dikatakan bahwa pada rezim Soeharto, film Penghianatan G30S-PKI yang populer selalu diputar setiap tahun pada tanggal 30 September malam. Namun saat berakhir rezim Soeharto (1998) film yang biasa diputar tiap tahun tiba-tiba dihentikan dan tidak pernah diputar lagi. Sangat jelas terlihat bahwa film itu menjadi bentuk propaganda untuk meruntuhkan PKI di Indonesia, membuat & menanamkan kebencian rakyat terhadap PKI.

Saya menyimpulkan, bahwa sepertinya Komunis tidak sesadis yang dipaparkan dalam buku pendidikan sejarah. Bahkan dari pengakuan Anwar Kongo, ia mengakui bahwa PKI tidak sesadis itu (seperti dlm buku sejarah). Namun bukan berarti PKI tidak salah sama sekali. Saya hanya memperhatikan sesuatu sejarah yang janggal karena menarik untuk pengetahuan.