Jumat, 29 November 2013

Beralih ke Transportasi Publik? Demi Jakarta,HARUS!


Macet merupakan hal yang sudah pasti dialami Ibukota Jakarta setiap harinya. Hampir ribuan kendaraan pribadi mengisi jalanan protokol di Jakarta kita ini. Bahkan mungkin kita warga Jakarta sudah biasa berlama-lama berada di kendaraan masing-masing.

Hampir rata-rata juga,penyebab macet adalah karena terlalu padatnya volume kendaraan pada waktu tertentu. Contohnya saja saat jam pulang kantor (sekitar pukul 16.00 WIB) jalanan sudah dipadati oleh kendaraan pribadi. Bahkan hanya jarak 40KM ditempuh dengan waktu 2 jam perjalanan menuju tempat tujuan kita.

Ga efisien! Waktu kita banyak terbuang jika menggunakan kendaraan pribadi. Ga hanya waktu,namun uang kita banyak habis juga untuk membeli bahan bakar yang terbuang percuma saat kita bermacet-ria. Menurut saya,bahkan penerapan 3 in 1 masih dirasa kurang efektif untuk mengurangi kemacetan.

Baru-baru ini nih,pemerintah mau membatasi bahan bakar subsidi dengan menggunakan RFID. Salah satu tujuannya yaitu supaya subsidi bbm tepat sasaran,dan juga untuk mengetahui perilaku para pengguna kendaraan bermotor. Namun menurut saya,kebijakan ini benar-benar kurang efektif dan terkesan tanggung. Lebih baik benar-benar menghilangkan BBM subsidi untuk kendaraan pribadi dan meniadakan penggunaaan RFID yang tentu menghambur-hamburkan anggaran dana pemerintah.

Bayangkan jika orang yang duitnya nanggung tapi mau ngegaya pake kendaraan pribadinya,dijamin pasti mikir 2x untuk menggunakan kendaraannya. Ya karena bahan bakar terasa mahal,terpaksa kita harus merogoh sekitar Rp10.000 untuk perliter bahan bakar. Tanpa terasa,saya yakin volume kendaraan di jalanan pasti berkurang drastis. Tentu saja,faktornya ya karena pikiran "naik mobil kemana-mana biayanya jadi mahal". Nah itu solusi untuk mengurangi kemacetan di kota Jakarta tercinta ini.


Namun ada solusi pamungkas untuk benar-benar mengurangi kemacetan di Ibukota kita ini. Yaitu......




PUBLIC TRANSPORTATION alias TRANSPORTASI PUBLIK

BERALIH KE TRANSPORTASI PUBLIK! Jalan satu-satunya untuk menyelamatkan kota Jakarta yaitu beralih ke Transportasi Publik. Kesadaran yang harus kita sadari bahwa naik kendaraan pribadi sudah tidak efisien dan menghabiskan banyak waktu (dan uang tentunya). Bahkan kita rela duduk berjam-jam demi mempertahankan gengsi naik kendaraan pribadi... Hmm kebobrokan mindset.
Di Singapore,para pekerja kantoran maupun eksekutif muda tak malu menggunakan transportasi publik. Biarpun memang karena faktor transportasi publik di Singapore sudah lebih nyaman dibanding Jakarta,namun menurut saya ini bukan alasan. Emang pada dasarnya kita masih kurang kesadaran untuk beralih ke Transportasi Publik.

Di dalam pikiran,saya beranggapan jika masyarakat sudah memiliki kesadaran yang tinggi untuk menggunakan Transportasi Publik,dapat mengakibatkan permintaan akan jumlah unit kendaraan umum akan meningkat dan juga mau tidak mau pemerinah harus menyanggupi itu. Bahkan lebih baiknya,pemerintah harus memikirkan transportasi publik yang nyaman juga tentunya bagi banyak masyarakat.

Pikirkan jika kita sudah bisa beralih ke Transportasi Publik,kita akan mendapat banyak manfaat yang berguna bagi kita maupun bagi negara. Kita hanya mengeluarkan sedikit uang untuk pergi ke suatu tempat tanpa memakan waktu yang lama,dan tentunya negara tidak harus mengalami kerugian akibat dampak kemacetan yang terjadi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar